UAS AGAMA

 

UJIAN TENGAH SEMESTER

AGAMA

 

 

 



 

 

 

 

Oleh :

LILIAN FAJAR RAHMI

NIM: 18334045/2018

KELAS : 1B

 

 

 

 

 

 

JURUSAN D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

 

 

 

UTS AGAMA

 

1.      Jelaskan hubungan manusia dengan agama, lengkapi penjelasan anda dengan dalil Al-Quan!

Hubungannya adalah manusia itu pasti memiliki kepercayaan masing-masing. Salah satunya adalah seorang manusia menganut agama Islam untuk menjalankan ibadah sesuai kepercayaan Nya. seorang muslim percaya bahwa agama yang ia anut dapat membawa keberkahan dll. karena, agama Islam itu sendiri tidak berkasta-kasta dan mudah untuk masuk ke agama islam , dan agama islam adalah agama yang paling sempurna.

Dalil tentang hubungan manusia dengan agama :

a.      Sadar sebagai mahluk individu yaitu mahluk hidup yang berfungsi sebagai mahluk yang paling utama di antara mahluk-mahluk lain. Sebagai mahluk utama di muka bumi, manusia diingatkan perannya sebagai khaifah dibumi dan mahluk yang diberi derajat lebih daripada mahluk lain yang ada di bumi. Sesuai dengan firman Allah:

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam dan Kami angkat mereka itu melalui daratan dan lautan serta Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan mahluk yang kami ciptakan (Q.S. Al-Isra: 70)

b.      Sadar bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia harus mengadakan interelasi dan interaksi dengan sesamanya. Itulah sebabnya Islam mengajarkan perasamaan

“Berpeganglah kamu semuanya dalam tali Allah dan janganlah kamu berpecah belah…” (Q.S. Ali Imran: 103)

“Sesungguhnya semua orang mukmin adalah bersaudara.”(Q.S. Al Hujarat: 10)

c.       Sadar manusia adalah hamba Allah SWT. Manusia sebagai mahluk yang berketuhanan, memiliki sikap dan watak religius yang perlu dikembangkan. Manusia harus selalu beribadah keapada Allah karena merupakan tugasnya untuk beribadah kepada Allah sesauai dengan firman Allah:

“(Yang memiliki sifat-sifat) demikian itu adalah Tuhanmu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu, Dia tidak dapat dijangkau oleh daya penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Mengetahui.”(Q.S. Al An’aam: 102)”.

 

2.      Coba jelaskan sakit dalam perspektif islam. Jelaskan beserta dalil Al-Quran.

a.   Sakit sebagai penebus dosa dan kesalahan

Sakit merupakan penebus berbagai dosa dan menghapuskan segala kesalahan, sehingga   sakit menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu dihapus dari catatan amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa

b.   ­Sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan

Sesungguhnya sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan

c.    Sakit merupakan sebab untuk mencapai kedudukan yang tinggi

Sesungguhnya sakit merupakan sebab untuk mencapai kedudukan yang tinggi,

d.   Sakit merupakan bukti bahwa Allah Swt menghendaki kebaikan terhadap hamba-Nya

e.    Sakit membawa kepada Muhasabah (introspeksi diri)

Sesungguhnya sakit membawa kepada muhasabah (introspeksi diri) dan tidak sakit membuat orang terperdaya. Hukum ini berdasarkan kebiasaan, pengalaman dan realita. Sesungguhnya apabila seseorang menderita sakit, ia akan kembali kepada Rabb-nya, kembali kepada petunjuk-Nya, dan memulai untuk melakukan intropeksi terhadap dirinya sendiri atas segala kekurangan dalam ketaatan, dan menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan haram serta penyebab-penyebab yang mengarah kepadanya.

f.    Sakit menjadi penyebab kembalinya hamba kepada Rabb-Nya

Bagian ini merupakan pelengkap bagian sebelumnya, cobaan merupakan penyebab kembalinya hamba kepada Rabb mereka, yaitu pada saat Dia menghendaki kebaikan terhadap mereka. Karena inilah, Allah Swt berfirman:

 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَآءِ وَالضَرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ

 

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri“(QS. Al-An’aam: 42)

 

                        Dan Allah Swt berfirman:

 

وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

 

“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)“(QS. Al-A’raaf: 168)

 

Allah SWT berfirman:

 

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ

wa izaa maridhtu fa huwa yasyfiin

"dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 80)

 

 

3.      Bagaimana sikap anda dalam menghadapi sakit?

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah [2] : 155) Bila suatu penyakit telah menimpa seorang muslim, meski sebenarnya hal tersebut tidak dikehendakinya, maka ia dan keluarganya harus memiliki sikap-sikap positif yang harus dipahami 
dan diwujudkan sebagai berikut : 

a.      Hadapilah penyakit itu dengan keikhlasan dan kesabaran.

Maksudnya adalah seorang yang menderita penyakit jangan berkeluh kesah, namun boleh saja ia mengemukakan atau menceritakan penyakitnya kepada orang yang berkepentingan, seperti keluarga, dokter atau orang lain agar dapat mengambil hikmah dari penyakitnya itu, maksud berkeluh kesah dalam keadaan sakit adalah tidak menerima adanya penyakit itu sambil mengatakan hal-hal yang tidak baik dan 
berprasangka buruk kepada Allah SWT. Bila seseorang sudah menunjukan kesabaran atas penyakit yang dideritanya, maka tidak ada alasan bagi Allah untuk tidak mengampuninya. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa ditimpa musibah dalam harta atau pada dirinya, lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun, maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya." (HR. Thabarani) Salah satu bukti kesabaran seorang muslim dalam menghadapi suatu penyakit meskipun sangat berat dihadapinya adalah tidak meminta atau mengharapkan kematian, namun ia dianjurkan berdoa tentang kebaikan. Rasulullah SAW bersabda "janganlah sekali-kali salah 
seorang dari kalian mengharapkan kematian karena ada kesusahan yang menimpa, tapi jika harus juga berbuat hendaklah ia berdoa, Wahai Allah, panjangkanlah hidupku jika membawa kebaikan untukku dan wafatkanlah aku jika hal itu 
lebih baik bagiku" (HR. Bukhari dan Muslim dari 
Anas r.a). 

b.      Berobatlah agar penyakit yang diderita segera sembuh.

Seorang muslim tidak dibenarkan terus-menerus berpenyakit dengan membiarkan penyakitnya itu tanpa berusaha mengobatinya. setiap penyakit 

sudah disediakan oleh Allah SWT penyembuh atau obatnya, kecuali bagi orang yang tidak tahu. Rasulullah Muhammad SAW bersabda dalam hadist "tidak Allah Azza Wa Jalla menurunkan suatu penyakit kecuali ia menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti" (HR. Bukhari dan Muslim) dalam hadits lain diterangkan, "Usamah bin Syarik berkata, sewaktu kami bersama Rasulullah Muhammad SAW, maka datanglah orang badui. lalu mereka bertanya, wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat? beliau menjawab ya, wahai  hamba-hamba Allah, berobatlah kamu karena Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan pula penyembuhnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya, apakah itu? Beliau menjawab, Tua" (HR. Ahmad) 

c.       Sikap menghadapi suatu wabah penyakit, penyakit menular, penyakit berbahaya, penyakit yang membahayakan orang lain. 

Sikap yang harus ditunjukan seseorang yang sedang sakit adalah bila penyakit yang dideritanya merupakan suatu wabah yang cepat tertular dan sangat membahayakan bagi orang lain, maka orang sakit itu tidak boleh keluar dari daerah wabah itu untuk pergi ke daerah lain, kecuali kalau ia sudah diperiksa dan dipastikan tidak terkena wabah tersebut. Demikian pula dengan orang yang sehat dari daerah lain tidak boleh mendatangi daerah yang sedang terkena wabah penyakit yang membahayakan. Rasulullah SAW bersabda "Apabila terjadi dalam suatu negeri suatu wabah penyakit dan kamu disitu, janganlah kamu keluar meninggalkan negeri itu.

 Jika terjadi sedang kamu diluar negeri itu, janganlah kamu memasukinya." (HR. Bukhari) Bila penyakit yang diderita bisa menular dan membahayakan orang lain, maka orang yang sakit tapi masih bisa pergi, maka janganlah ia mengunjungi orang yang sehat. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah orang yang sakit mengunjungi orang yang sehat" (HR. Bukhari & Muslim) 

d.      Bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT

Sebagai seorang muslim kita diharuskan untuk selalu bertawakal dalam menghadapi berbagai situasi atau musibah.Tawakal disini berarti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit guna memperoleh kesembuhan. Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha selanjutnya Allah yang menentukan, apakah kita atau keluarga yang sakit akan sembuh atau meninggal dunia.

Sikap tawakal dalam menghadapi berbagai persoalan hidup merupakan sikap yang harus ada pada setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, sebagaimana terdapat dalam firmanNya, "sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb (Tuhan) mereka bertawakal" (QS. Al-Anfal [8] : 2) Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa orang yang sakit harus menghadapi kondisi sakitnya itu dengan sikap-sikap yang positif dan dibenarkan oleh Allah SWT dan RasulNya. "Jangan risau, ia (sakit) adalah penghapus dosa jika diijinkan Allah"

4.      Jelaskan adab merawat orang sakit menurut islam?

a.   Menghibur dan memberikan nasihat kesabaran kepada orang sakit.
      Ini peran kita ketika menjenguk dan menjaga orang sakit, mereka sangat butuh hiburan, teman mengobrol untuk melupakan sejenak sakitnya. Akan tetapi yang paling penting adalah kita ingatkan tentang akhirat dan pahala yang sangat besar diakhirat kekal, dunia abadi yang tidak bisa dibandigkan dengan dunia.

Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. (Surat Az Zumar : 10).

Kita menghibur dengan hadits-hadits berikutnya:Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia, ” (HR. Baihaqi).

Menghibur dengan doa ketika menjenguk:

“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah, ” (HR. Bukhari).

b.   Banyak bersabar dan memohon agar diberikan kesabaran merawat orang sakit.
      Memang menjaga dan menunggu orang sakit memang butuh kesabaran ekstra, melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK. Ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,

Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran,” (HR. Bukhari).

 

 

c.    Hendaknya penunggu pasien juga memperhatikan waktu yang banyak ia habiskan dan berusaha untuk “mencuri waktu” untuk ibadah dan ilmu.
      Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,

“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang,” (HR. Bukhari).

 

d.   Berdakwah kepada orang sakit
      Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaraanmu itu lebih baik daripada seekor unta merah,” (HR. Bukhari).

 

e.    Hendaknya pula penunggu pasien membiasakan untuk berdzikir dan mengingatkan pasien untuk berdizkir.
Allah Ta’ala berfirman,

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

f.    Hendaknya penunggu pasien juga berusaha menghapalkan doa-doa kesembuhan dan mengajarkan kepada pasien.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam menjenguk sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca.

“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit,”(Muttafaqun ‘alaih).

Atau mengajarkan doa kesembuhan yang dibaca oleh pasien.

Dari Utsman bin Al-Ash radhiallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang penyakit ditubuhnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkanlah, “bismillah” tiga kali, lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “A’udzu billahi wa qudrootihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir”, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaannya dari segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan, ”(HR.Muslim).

 

5.      Bagaimana pendapat anda tentang berobat dalam islam?

Menurut pendapat saya setiap makhluk hidup harus berobat jika sakit, karena Allah sudah menciptakan obat dari setiap penyakit yang ada. Berobat itu adalah suatu usaha dalam menyembuhkan  suatu penyakit yang diderita dan jika ada obat yang dimakruhkan seperti ular, babi atau hewan haram lain nya, maka diperbolehkan jika tidak ada pilihan yang lain dalam menyembuhkan penyakit. Karena Allah tidak akan mempersulit hambanya dalam mengatasi setiap penyakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesimpulan Dinamika dan Masalah Kependudukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN DEMAM KEJANG di RUANG ANAK RSUD PARIAMAN

Penerapan Metode Pesan Berantai Dalam Mata Pelajaran Alqur’an Hadist di kelas VIII Mts Muhammadiyah Koto Tinggi Padang Pariaman